Makalah Mentimun



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.




DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini ke daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah tropika. Tanaman mentimun merupakan komoditas sayuran yang mulai memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk buah segar. Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tanaman mentimun dapat diusahakan di dataran rendah sampai dataran tinggi. Namun di Indonesia kebanyakan di tanam di dataran rendah. Berbagai jenis lahan sawah, tegalan, dan lahan gambut dapat ditanami tanaman ini. Selain itu, mentimun juga dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija atau  sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola tumpang sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah organik seperti gambut dapat diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun. Peningkatan produksi mentimun dapat dipacu dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi harus dilakukan secara terpadu. Pengembangan budidaya mentimun mempunyi penting dan sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan taraf hidup petani, penyediaan bahan pangan bergizi, serta perluasan kesempatan kerja dapat diandalkan sebagai satu komoditas ekspor non migas dari sector pertanian.
Mentimun umumnya sangat digemari oleh masyarakat dan dikonsumsi dalam bentuk lalapan, sari buah, asinan, acar, dan lain-lain. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini mengandung mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg, niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2. Di samping itu, buah mentimun juga dapat digunakan sebagai obat-obatan tradisional seperti untuk sakit tenggorokan dan panas dalam, sebagai bahan industri terutama di bidang kosmetik untuk dijadikan pencuci muka.
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 ton/ha sampai 4,8 ton/ha, padahal produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 to ha. Budidaya tanaman mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun ditanam sebagai tanaman selingan (Warintek, 2006).
Masalah utama yang sering dihadapi dalam budidaya mentimun adalah karena tanaman mentimun lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan dengan bunga betina sehingga produksinya tidak maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan pemupukan yang berimbang, dan pemangkasan untuk merangsang terbentuknya hormon terutama auxin dan giberilin yang dapat merangsang terbentuknya bunga betina, serta penggunaan zat perangsang tumbuh sintetis yang dapat merangsang pembentukan bunga betina lebih banyak.
Penggunaan pupuk NPK juga dapat membantu pertumbuhan tanaman mentimun dimana N akan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan pemupukan akan memberikan keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Kandungan bahan organik didalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga sangat dianjurkan penggunaan pupuk organik. Bahan organik tanah meliputi semua lapisan tanaman dan sisa hewan.  Bahan organik secara umum berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu bahan organik yang sering digunakan petani yaitu pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang sangat penting terutama dalam memperbaiki struktur dan tekstur tanah, aerase tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme tanah.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis melakukan praktikum dengan judul “Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)”.

B.     TUJUAN PRAKTIKUM
ü  Untuk mengetahui cara budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar keseluruh dunia teruutama didaerah tropika (Sumpena, 2001).
            Dalam 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg, niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2 (Sumpena 2001).
            Dari kandungan mineral yang terdapat didalam buah mentimun maka mentimun banyak di konsumsi ataupun dijadikan bahan baku industri. Buah mentimun disajikan dalam bentuk olahan segar seperti acar, asinan, kimchi, salad dan lalap. Mentimun dapat pula dikonsumsi sebagai minuman segar, berupa jus mentimun yang diminum secara rutin setiap 2 hari sekali berkhasiat untuk menghaluskan kulit, menjaga kerusakan kulit dari sengatan sinar matahari, dan dapat pula menurunkan panas dalam. Bahkan mentimun yang dikukus dan di simpan sehari semalam lalu dikonsumsi langsung akan berkhasiat mengurangi sakit tenggorokan dan batuk. Mentimun dapat juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik untuk dijadikan cleansing cream (pencuci kulit muka) (Sumpena 2001).
Botani Tanaman
            Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: plantae ;Divisio: Spermatophyta ;Subdivisio: Angiospermae ; Kelas: Dikotyledonae ;Ordo: Cucurbitales ;Famili: Cucurbitales ;Genus: Cucumis ; Spesies: Cucumis sativus L. (Sharma, 2002).
            Tanaman mentimun berakar tunggang, akar tunggangnya akan tumbbuh lurus kedalam tanah sampai kedalaman 20 cm. Perakaran tanaman mentimun dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2003).
            Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral. Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh pada sisi tangkai daun (Rukmana, 1994).
            Daun tanaman mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabnng-cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun sangat bervariasi (Cahyono, 2003).
            Bunga mentimun merupakan bunga sempurna, berbentuk terompet dan berukuran 2-3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benangsari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah tangkai bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat (Cahyono, 2003).
            Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan hijau keputihan sampai putih tergantung kultivar, sementara buah mentimun tua berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun antara 12-25 cm (Sumpena 2001).
            Biji timun berwarna putih, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan (Cahyono, 2003).
Syarat Tumbuh
Iklim
            Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut (Sumpena 2001).
            Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar antara 20-320 C, dengan suhu optimal 270 C. Di daerah tropik seperti di Indinesia keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun, karena penyerapan uunsur hara akan berlangsung optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003).
            Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang diinginkan 200-400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena 2001).
Tanah
            Pada umumnya hamper semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur dan gembur, kaya akan bahan organik, tidak tegenang, pH-nya 5-6. Namun masih toleran terhadap pH 5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman akan terserang penyakit klorosis (Rukmana, 1994).
Pupuk Organik
            Pupuk organik (pupuk kandang) merupakan pembenah tanah yang paling baik dibandingkan pembenah tanah yang lainnya. Kandungan unsur hara yang dikandung pupuk kandang umumya rendah dan sangat bervariasi, misalnya unsure N, P dan K tetapi juga mengandung unsure esensial lainnya (Sutanto, 2002).




BAB III
BAHAN DAN METODA

A. Tempat dan Waktu         
              Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 113, Km. 11 perhentian marpoyan, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011.
B. Bahan dan Alat
      Bahan
Ø  Benih mentimun
Ø  Pupuk kandang
Ø  Pupuk NPK
Ø  Decis
Ø  Polybag
      Alat
Ø  Cangkul
Ø  Garu
Ø  Kayu lanjaran
Ø  Handsprayer
Ø  Kamera
Ø  Alat tulis

C.    Pelaksanaan Praktikum
1.      Persiapan Lahan
            Lahan tempat praktikum terlebih dahulu dibarsihkan dari tumbuhan penggangu (gulma) dan sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan membalikkan top soil tanah sedalam 25 cm untuk mendapatkan tanah yang gembur. Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk kandang untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta mengaktifkan mikroorganisme tanah.
2.      Persemaian
            Sebelum benih ditanam sebaiknya dilakukan persemaian terlebih dahulu. Media persemaian yang digunakan berupa campuran antara tanah dengan pupuk kandang dan sebagai tempat media digunakan polybag kecil. Setelah tanaman berumur 2 minggu siap untuk ditanam di lapangan.
3.      Penanaman
            Penanaman benih dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau setelah bibit memiliki dua daun. Pada saat pemindahan bibit sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada bibit. Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan jarak tanam 30 x 60 cm.
4.      Pemeliharaan Tanaman
v  Pemupukan
                  Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis ± 7 gr per tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan dosis 10 g per tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lingkaran sekitar 10 cm dari pokok tanaman.
v  Penyiraman
            Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan setiap hari disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
v  Pemberian Lanjaran
            Tanaman mentimun merupakan tanaman bersifat menjalar, maka untuk membantu pertumbuhannya dapat diberikan lanjaran sepanjang 2 meter, fungsinya untuk merambatkan tanaman sehingga mempermudah pemeliharaan dan juga sebagai tempat penompang letak buah. Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.
v  Penyiangan
            Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi agar gulma yang tumbuh tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang berada disekitar areal pertanaman dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
5.      Panen
                  Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam. Criteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran maksimal dan masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Panen buah mentimun dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau agar tidak merusak tanaman. Panen dapat diakukan sampai 3 kali dengan interval 3 hari sekali.
D.    Parameter Pengamatan
1.      Umur Berbunga (hari setelah tanam)
            Umur berbunga dapat dihitung setelah munculnya bunga mencapai 50 % dari total populasi.
2.      Umur Panen (hari setelah tanam)
            Umur panen dapat dihitung mulai dari saat tanam sampai dilakukan panen pertama.
3.      Jumlah Buah / Tanaman (buah)
            Pengamatan jumlah buah dilakukan dengan menghitung banyaknya buah setiap kali panen dan dijumlahkan sampai panen ketiga dari masing-masing tanaman.
4.      Berat Buah (g)
            Penimbangan berat buah dilakukan dengan cara menimbang buah yang dipanen pertama sampai panen ketiga dari masing-masing tanaman dengan menggunakan timbangan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Umur Berbunga
            Tabel pengamatan terhadap umur berbunga tanaman mentimun dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan Umur Berbunga (HST)
Sampel
Umur Berbunga (HST)
A
21 HST
B
23 HST
C
21 HST
D
21 HST
Rerata Umur Berbunga
21,5

            Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata umur berbunga tanaman mentimun adalah 21,5.
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembungaan antara lain kekeringan yang tinggi, pertumbuhan vegetatif yang lebih dominan , kurangnya pemeliharaan.
            Umur berbunga tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan bunga. Hal inni sesuai dengan pernyataan Wilkins (1997) bahwa cahaya dapat meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan memasok produk-produk dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan bunga, penyinaran juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga.
            Suhu yang tinggi dapat menyebabkan dampak negatif terhadap tanaman mentimun, hal ini sesuai dengan pernyataan Lakitan (1995) bahwa intensitas cahaya berpengaruh langsung terhadap laju sintesis karbohidrat pada tumbuhan, laju fotosintesis akan meningkat dengan menurunnya intensitas cahaya sampai batas tertentu. Lebih lanjut Cahyono (2003) menyatakan bahwa intensitas cahaya matahari yang tinggi pada tanaman mentimun lebih dominan pembentukan bunga jantan.
            Umur berbunga tanaman juga dipengaruhi oleh factor pemupukan terutama pupuk yang mengandung unsure P seperti NPK. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulfatri dan Yoesuf (2007) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur P yang lebih besar akan membantu mempercepat pembentukan bunga.
2.      Umur Panen
            Hasil pengamatan terhadap umur panen tanaman mentimun dapat di lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Umur Panen
Sampel
Umur Panen (HST)
A
32 HST
B
35 HST
C
36 HST
D
35 HST
Rerata Umur Panen
34,5

            Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata umur panen tanaman mentimun adalah 34,5.
            Umur panen tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan unsur hara, pupuk organik akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu pemberian dan penanaman, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2005) bahwa pupuk organik akan terurai sempurna 1-2 bulan sehingga menjadi tersedia bagi tanaman.
            Umur panen juga sangat dipengaruhi oleh faktor iklim terutama curah hujan. Curah hujan yang tinggi akan memperlambat proses pematangan buah.
3.      Jumlah Buah Per Tanaman
            Hasil pengamatan terhadap jumlah buah per tanaman pada tanaman mentimun dapat dilihat pada tabel 3.


Tabel 3. Pengamatan Jumlah Buah Per Tanaman
Sampel
Jumlah Buah
A
4
B
4
C
6
D
3
Rerata Jumlah Buah
4,25

            Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa rerata jumlah buah pertanaman mentimun adalah 4,25.
            Perlakuan pemupukan dengan NPK sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman termasuk dalam menghasilkan cabang-cabang yang produktif untuk menghasilkan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2004) yang menyatakan bahwa peranan utama dari nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan bagian tanaman khususnya batang, cabang dan daun tanaman. Keberadaan unsur P sangat berpengaruh terhadap pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumin (1986) yang menyatakan bahwa unsur P dapat bermanfaat untuk pembentukan sel-sel baru, pembentukan bunga dan buah, mengurangi kerontokan bunga dan buah dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
            Rendahnya produksi dari tanaman mentimun dikarenakan cahaya matahari yang tinggi sehingga bunga yang dihasilkan lebih banyak bunga jantan dibanding bunga betina. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cahyono (2003) yang mengatakan bahwa intensitas cahaya matahari yang tinggi pada tanaman mentimun lebih dominan pembentukan bunga jantan.
4.      Berat Buah Per Sampel (g)
            Hasil pengamatan terhadap berat buah per sampel (g) tanaman mentimun dapat di lihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pengamatan Berat Buah Per Sampel (g)
Sampel
Berat Buah Sampel (g)
A
198
B
240
C
214
D
208
Rerata Berat Buah Per Sampel
215

            Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa rerata berat buah tanaman mentimun adalah 215 g.
            Berat buah tanaman mentimun sangat dipengaruhi oleh ketersediaan hara tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rismunandar (1981) mengatakan bahwa tanaman akan tumbuh baik dan menghasilkan produksi tinggi apabila tersedia cukup makanan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.
            Pemupukan dengan NPK mempengaruhi produksi tanaman terutana karena keberadaan unsur fosfat karena dapat merangsang pembungaan dan menghasilkan buah yang berkualitas dan berukuran maksimal. Menurut Lingga (2007) menyatakan bahwa unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pembentukan bunga dan buah yang baik
 




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penggunaan pupuk kandang sangat penting dalam budidaya mentimun karena dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, aerase tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme tanah.
2.      Penggunaan pupuk NPK juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun dimana unsur N akan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan bunga dan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan penggunaan pupuk juga sangat mempengaruhi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman mentimun.
3.      Faktor lain yang tidak kalah penting dalam budidaya mentimun adalah pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan, pemangkasan cabang-cabang yang kurang produktif serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
B.     Saran
            Dari hasil praktikum ini disarankan penggunaan bahan organik seperti pupuk kandang guna memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
            Disarankan juga penggunaan pupuk yang tepat agar adanya keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif.


DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pembuatan Tape Ketan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TULANG AYAM

ALIRAN GLOSEMANTIK