LEGENDA JAKA TARUB
Legenda Jaka Tarub
Tugas Mata Pelajaran Sejarah
Oleh:
Oel
Kelas X-F
SMA IT CORENET SINDANGKERTA
2015
KATA Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Legenda Jaka Tarub ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Legenda Jaka Tarub
Legenda Jaka Tarub adalah
salah satu cerita rakyat yang diabadikan dalam naskah
populer Sastra Jawa Baru, Babad Tanah
Jawi.
Kisah ini berputar pada kehidupan tokoh utama yang
bernama Jaka Tarub ("pemuda dari Tarub"). Setelah dewasa ia digelari
Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub adalah tokoh yang dianggap sebagai leluhur dinasti
Mataram, dinasti yang menguasai politik tanah Jawa - sebagian atau
seluruhnya - sejak abad ke-17 hingga sekarang. Menurut sumber masyarakat di
desa Widodaren, Gerih, Ngawi, peristiwa ini
terjadi di desa tersebut. Sebagai bukti masyarakat setempat percaya karena
terdapat petilasan makam Jaka Tarub di desa tersebut. Rata-rata
masyarakat setempat yang sudah lanjut usia tahu jalan cerita Jaka Tarub
dengan 7 bidadari. Nama desa Widodaren itu dipercayai masyarakat setempat
berasal dari kata widodari yang berarti dalam bahasa Indonesia adalah bidadari.
Di desa ini juga terdapat sendang yang konon dulu adalah tempat para bidadari
mandi dan Jaka Tarub
mengambil selendang salah satu bidadari.
.
2.
Analisis Kisah Jaka Tarub
Babad Tanah
Jawi adalah naskah sejarah Kesultanan Mataram. Pemberitaan tentang Panembahan Senapati dan para penggantinya
memang mendekati fakta sejarah. Akan tetapi kisah-kisah sebelum Panembahan Senapati cenderung bersifat khayal,
terutama seputar Kerajaan Majapahit.
Ada yang berpendapat, Kesultanan Mataram didirikan oleh keluarga
petani, bukan keluarga bangsawan. Oleh karena itu, demi mendapat legitimasi dan
pengakuan dari rakyat Jawa,
diciptakanlah tokoh-tokoh mitos yang serba istimewa sebagai leluhur raja-raja Mataram.
Dalam hal ini, tokoh Nawangsih yang dinikahi Bondan
Kejawan disebut sebagai wanita istimewa. Nawangsih merupakan anak
campuran antara manusia dan bidadari. Kisah ini mengingatkan pada tokoh Ken Arok
dalam Pararaton.
Pihak Majapahit
juga ingin menunjukkan bahwa leluhur mereka, yaitu Ken Arok
adalah manusia istimewa setengah dewa.
BAB II
ISI
1.
Alur Cerita
Legenda Jaka Tarub memiliki banyak versi, namun versi
yang "standar", sebagaimana tertera pada Babad Tanah Jawi, memiliki
alur sebagai berikut.
Jaka Tarub mencuri selendang Nawangwulan.
Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki
kesaktian. Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu di kawasan gunung
keramat. Di gunung itu terdapat sebuah telaga.
Tanpa sengaja, ia melihat dan kemudian mengamati tujuh bidadari
sedang mandi di telaga tersebut. Karena terpikat, Jaka Tarub mengambil selendang
yang tengah disampirkan milik salah seorang bidadari. Ketika para bidadari
selesai mandi, mereka berdandan dan siap kembali ke kahyangan.
Salah seorang bidadari, karena tidak menemukan selendangnya, tidak mampu
kembali dan akhirnya ditinggal pergi oleh kawan-kawannya karena hari sudah
beranjak senja. Jaka Tarub lalu muncul dan berpura-pura menolong. Bidadari yang
bernama Nawangwulan itu bersedia
ikut pulang ke rumah Jaka Tarub karena hari sudah senja.
Singkat cerita, keduanya lalu menikah. Dari pernikahan
ini lahirlah seorang putri yang dinamai Nawangsih. Sebelum
menikah, Nawangwulan mengingatkan pada Jaka Tarub agar tidak sekali-kali
menanyakan rahasia kebiasaan dirinya kelak setelah menjadi isteri. Rahasia
tersebut adalah bahwa Nawangwulan selalu menanak nasi menggunakan hanya sebutir
beras dalam penanak nasi namun menghasilkan nasi yang banyak. Jaka Tarub yang
penasaran tidak menanyakan tetapi langsung membuka tutup penanak nasi. Akibat
tindakan ini, kesaktian Nawangwulan hilang. Sejak itu ia menanak nasi seperti
umumnya wanita biasa.
Nawangwulan bergabung kembali bersama bidadari lain.
Akibat hal ini, persediaan gabah di lumbung
menjadi cepat habis. Ketika persediaan gabah tinggal sedikit, Nawangwulan
menemukan selendangnya, yang ternyata disembunyikan suaminya di dalam lumbung.
Nawangwulan yang marah mengetahui kalau suaminya yang
telah mencuri benda tersebut mengancam meninggalkan Jaka Tarub. Jaka Tarub
memohon istrinya untuk tidak kembali ke kahyangan. Namun tekad Nawangwulan
sudah bulat. Hanya saja, pada waktu-waktu tertentu ia rela datang ke marcapada
untuk menyusui bayi Nawangsih.
2.
Pernikahan Nawangsih
Jaka Tarub kemudian menjadi pemuka desa bergelar Ki
Ageng Tarub, dan bersahabat dengan Brawijaya
raja Majapahit.
Pada suatu hari Brawijaya mengirimkan keris pusaka Kyai Mahesa Nular supaya
dirawat oleh Ki Ageng Tarub.
Utusan Brawijaya
yang menyampaikan keris
tersebut bernama Ki Buyut Masahar dan Bondan
Kejawan, anak angkatnya. Ki Ageng Tarub mengetahui kalau Bondan
Kejawan sebenarnya putra kandung Brawijaya.
Maka, pemuda itu pun diminta agar tinggal bersama di desa Tarub.
Sejak saat itu Bondan
Kejawan menjadi anak angkat Ki Ageng Tarub, dan diganti namanya
menjadi Lembu Peteng. Ketika Nawangsih tumbuh dewasa, keduanya pun
dinikahkan.
Setelah Jaka Tarub meninggal dunia, Lembu Peteng alias
Bondan
Kejawan menggantikannya sebagai Ki Ageng Tarub yang baru. Nawangsih
sendiri melahirkan seorang putra, yang setelah dewasa bernama Ki Getas Pandawa.
Ki Ageng Getas Pandawa kemudian memiliki putra
bergelar Ki Ageng Sela, yang merupakan kakek buyut Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram.
BAB III
PENUTUP
Jaka Tarub adalah cerita rakyat dari
Jawa yang bisa dibilang paling populer . Mengisahkan tentang kehidupan Jaka
Tarub, pemuda desa yang beristrikan seorang bidadari bernama Nawangwulan yang
sebelumnya selendangnya telah dicuri oleh Jaka Tarub sewaktu mandi.
Kebahagiaan kehidupan Jaka Tarub dan
Nawangwulan seketika menemui prahara lantaran dilanggarnya sebuah janji oleh
Jaka Tarub untuk tidak membuka periuk nasi yang tengah dimasak oleh
Nawangwulan, dan hal itu yang juga membuat Nawangwulan menemukan selendangnya
kembali yang dulu pernah dicuri oleh Jaka Tarub.
Dari ringkasan kisah tersebut, kita
sudah bisa memetik pesan moral bahwa mengambil sesuatu yang bukan hak kita,
meski awalnya manis, pada akhirnya akan membawa kerugian bagi kita. Yang kedua,
pentingnya memegang janji juga jelas tersirat pada kisah itu.
DAFTAR PUSTAKA
http://lestari347.blogspot.co.id/2014/05/jaka-tarub-cerita-rakyat-jawa-tengah.html
Komentar
Posting Komentar