Contoh Makalah Kimia Reaksi Redoks
MAKALAH
TENTANG REAKSI REDOKS
DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Diajukan untuk memenuhi nilai mata
pelajaran Kimia
Disusun Oleh :
Cici Lalang
SMA NEGERI 1 SINDANGKERTA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Kimia
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Reaksi Redoks
2.2 Reaksi Redoks pada
Pengolahan Logam
2.3 Reaksi Redoks pada penyambungan Besi
2.4 Reaksi Redoks pada Sel Aki
2.5 Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)
2.6 Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah
2.7 Pemecahan Masalah Lingkungan dengan Konsep Redoks
2.3 Reaksi Redoks pada penyambungan Besi
2.4 Reaksi Redoks pada Sel Aki
2.5 Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)
2.6 Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah
2.7 Pemecahan Masalah Lingkungan dengan Konsep Redoks
2.8 Reaksi Redoks Dalam Industri
2.9 Reaksi Redoks Dalam Biologi
2.10
Siklus redoks
2.11 Menyeimbangkan reaksi redoks
2.12 Media asam
2.13 Media basa
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika kita mengamati sungai di daerah
perkotaan, seringkali kotor dan berbau tidak sedap. Hal itu terjadi karena
banyaknya sampah atau limbah cair yang dibuang ke saluran air dan akhirnya
masuk kesungai. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke
sungai, sehingga sungainya tetap bersih dan dapat digunakan untuk sanitasi.
Para ilmuwan, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dapat menemukan cara untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan lingkungan yang dapat mengganggu
kesejahteraan manusia, salah satunya dengan cabang ilmu pengetahuan Kimia.
Dalam Kimia, terhadap Konsep Redoks yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
lingkungan semacam pengolahan air kotor. Diharapkan dengan diketahuinya
kegunaan dari Konsep Redoks, pembaca menjadi termotivasi untuk menemukan
resolusi-resolusi baru di ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyangkut kesejahteraan manusia.
1.2
Rumusan Masalah
Masalah yang ada dalam makalah yang
berjudul penerapan konsep reaksi redoks sangat banyak dan
tidak mungkin untuk diteliti semuanya oleh penulis oleh karena itu penulis
membatasi masalah pada :
1) Apa yang dimaksud reaksi redoks itu?
2) Bagaimana pemecahan
masalah lingkungan dengan konsep redoks?
1.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah
:
1) Mengetahui dan memahami konsep dasar dari reaksi
redoks
2) Dapat menerapkan konsep reaksi redoks untuk
mengatasi masalah lingkungan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reaksi Redoks
Pengetahuan manusia mengenai reaksi
redoks senantiasa berkembang. Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan
dua konsep, klasik dan modern. Awalnya, reaksi redoks dipandang
sebagai hasil dari perpindahan atom oksigen dan hidrogen. Oksidasi merupakan
proses terjadinya penangkapan oksigen oleh suatu zat. Sementara itu reduksi
adalah proses terjadinya pelepasan oksigen oleh suatu zat. Oksidasi juga diartikan
sebagai suatu proses terjadinya pelepasan hidrogen oleh suatu zat dan reduksi
adalah suatu proses terjadinya penangkap hidrogen. Oleh karena itu, teori
klasik mengatakan bahwa oksidasi adalah proses penangkapan oksigen dan
kehilangan hidrogen. Di sisi lain, reduksi adalah proses
kehilangan oksigen dan penangkapan hidrogen. Seiring dilakukannya
berbagai percobaan, konsep redoks juga mengalami perkembangan. Muncullah teori
yang lebih modern yang hingga saat ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan
bahwa:
a. Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu
atau lebih elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih
positif.
b. Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu
atau lebih elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi
lebih negatif.
Teori ini masih dipakai hingga saat
ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari penangkapan
oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses perpindahan elektron
dari zat yang satu ke zat yang lain.
2.2 Reaksi
Redoks pada Pengolahan Logam
Pada pemekatan biji logam dari batu karangbaik secara fisika maupun kimia kemudian di pekatkan menjadi bijih
Pekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.
3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2(l) → 4Al (l) + 3CO2
................l_______________l
.....................reduksi
Pada pemekatan biji logam dari batu karangbaik secara fisika maupun kimia kemudian di pekatkan menjadi bijih
Pekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.
3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2(l) → 4Al (l) + 3CO2
................l_______________l
.....................reduksi
2.3 Reaksi Redoks pada penyambungan Besi
Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium dan besi oksida disulut untuk untuk reaksi redoks dan panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan rel.
Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) → 2Fe(s) + Al2O3(S)
2.4 Reaksi Redoks pada Sel Aki
Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2(aq) +2H+(aq) → 2PbSO4(S) + 2H2O(l)
2.5 Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)
Zn (s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(S) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium dan besi oksida disulut untuk untuk reaksi redoks dan panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan rel.
Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) → 2Fe(s) + Al2O3(S)
2.4 Reaksi Redoks pada Sel Aki
Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2(aq) +2H+(aq) → 2PbSO4(S) + 2H2O(l)
2.5 Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)
Zn (s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(S) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
2.6 Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah
a. Penerapan Konsep Elektrolit
Limbah yang mengandung logam berat (Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca 2+) direaksikan dengan elektrolit yang mengandung anion (SO4-2) yang dapat mengendapkan ion logam sehingga air limbah bebas dari air limbah
Pb+2(aq )+ SO4-2 (aq) → PbSO4(S)
b. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif
Lumpur
aktif mengandung bakteri-bakteri aerob yang berfungsi sebagai oksidator bahan
organik tanpa menggunakan oksigen terlarut dalam air sehingga harga BOD dapat
dikurangi. Zat-zat organik dioksidasi menjadi CO2,H2O, NH4+ dan sel biomassa baru. Proses lumpur
aktif berlangsung di tangki aerasi. Dikolam tersebut berlangsung proses
oksidasi limbah organik (karbohidrat, protein, minyak). Hasil oksidasi
senyawa-senyawa organic adalah CO2, H2O,sulfat, nitrat, dan fosfat. Oksigen
yang diperoleh untuk olsidasi diperoleh dari proses fotosintesa alga yang hidup
ditangki aerasi.
2.7 Pemecahan Masalah Lingkungan dengan Konsep
Redoks
Kemajuan industri tekstil, pulp,
kertas, bahan kimia, obat-obatan, dan industri pangan di samping membawa dampak
positif juga berdampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan antara lain
menghasilkan air limbah yang membahayakan lingkungan, karena mengandung
bahan-bahan kimia dan mikroorganisme yang merugikan. Cara mengatasi air limbah
industri adalah dengan melakukan pengolahan air limbah tersebut sebelum dibuang
ke lingkungan. Salah satu penerapan konsep redoks adalah pengolahan air
kotor atau limbah dengan metode lumpur aktif.
Metode lumpur aktif memanfaatkan
mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri dan sisanya protozoa, rotifer, dan jamur)
sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah.
Proses lumpur aktif merupakan prosesaerasi (membutuhkan oksigen).
Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga
terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reactor yang
dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara
aktif mereduksi substrat yang terkandung di dalam air limbah.
Tahapan-tahapan pengolahan air
limbah dengan metode lumpur aktif secara garis besar adalah sebagai berikut:
1.
Tahap awal
Pada tahap ini dilakukan pemisahan
benda-benda asing seperti kayu, bangkai binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa
partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem dan limbah dicampur agar
laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.
2.
Tahap primer
Tahap ini disebut juga tahap
pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan partikel-partikel ringan
dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan penambahan
elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3,
dan CaO.
3.
Tahap sekunder
Tahap sekunder meliputi 2 tahap
yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan pengendapan. Pada tahap aerasi
oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah dicampur lumpur aktif untuk
pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam lumpur. Dengan agitasi
yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi organik dan
anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti H2S
dan NH3sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya
dilakukan pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke
tangki aerasi, sisanya dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut
lumpur bulki.
4.
Tahap tersier
Tahap ini disebut tahap pilihan.
Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan zat-zat yang tidak ramah
lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar terurai,
dan padatan anorganik. Contoh-contoh perlakuan pada tahap ini sebagai berikut:
a. Nitrifikasi/denitrifikasi
Nitrifikasi adalah pengubahan amonia (NH3 dalam
air atau NH4+) menjadi nitrat (NO3-)
dengan bantuan bakteri aerobik. Reaksi:
2 NH4+(aq)
+ 3 O2(g) -> 2 NO2-(aq) + 2 H2O(l)
+ 4 H+(aq)
2 NO2- (aq)
+O2(g)à2 NO3- (aq)
Denitrifikasi adalah reduksi nitrat menjadi gas nitrogen
bebas seperti N2, NO, dan NO2. Senyawa
NO3 à gas nitrogen bebas
b. Pemisahan fosfor
Fosfor dapat dipisahkan dengan cara koagulasi/ penggumpalan
dengan garam Al dan Ca, kemudian disaring.
Al2(SO4)3+14H2O(s)
+ 2 PO43-(aq)à2 AIPO4(s)
+ 3 SO42-(aq) + 14 H2O(l)
5 Ca(OH)2(s) + 3 HPO42-(aq)à Ca5OH(PO4)3(s)
+ 6 OH-(aq) + 3 H2O(l)
c. Adsorbsi oleh karbon aktif untuk menyerap zat pencemar,
pewarna, dan bau tak sedap.
d. Penyaringan mikro untuk memisahkan partikel kecil seperti
bakteri dan virus.
e. Rawa buatan untuk mengurai materi
organik dan anorganik yang masih tersisa dalam air limbah.
5.
Disinfektan
Disinfektan ditambahkan pada tahap
ini untuk menghilangkan mikroorganisme seperti virus dan materi organic
penyebab bau dan warna. Air yang keluar dari tahap ini dapat digunakan untuk
irigasi atau keperluan industri, contoh: Cl2. Reaksi: Cl2(g)
+ H2O(l)àHClO(aq) + H+(aq)
+ Cl-(aq)
6.
Pengolahan padatan lumpur
Padatan lumpur dari pengolahan ini
dapat diuraikan bakteri aerobik atau anaerobik menghasilkan gas CH4 untuk
bahan bakar dan biosolid untuk pupuk.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya metode lumpur aktif menemui
kendala-kendala seperti:
1. Diperlukan areal instalasi pengolahan limbah yang luas,
karena prosesnya berlangsung lama.
2. Menimbulkan limbah baru yakni lumpur bulki akibat
pertumbuhan mikroba berfilamen yang berlebihan.
3. Proses operasinya
rumit karena membutuhkan pengawasan yang cukup ketat.
Berdasarkan berbagai penelitian, kelemahan metode lumpur
aktif tersebut dapat diatasi dengan cara:
Menambahkan biosida, yaitu H2O2 atau
klorin ke dalam unit aerasi. Penambahan 15 mg/g dapat menghilangkan sifat bulki
lumpur hingga dihasilkan air limbah olahan cukup baik. Klorin dapat menurunkan
aktivitas mikroba yang berpotensi dalam proses lumpur aktif. Metode ini hasil
penelitian Sri Purwati, dkk. dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Selulosa, Bandung.
2.8 Reaksi Redoks Dalam Industri
Proses utama pereduksi bijih logam untuk menghasilkan logam
didiskusikan dalam artikel peleburan.
Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-produk pembersih.
Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia.
Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-produk pembersih.
Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia.
2.9 Reaksi Redoks Dalam Biologi
Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung
secara simultan karena sel, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus melangsungkan semua fungsi hidup. Agen biokimia yang mendorong
terjadinya oksidasi terhadap substansi berguna dikenal dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai oksidan. Zat yang mencegah aktivitas oksidan disebutantioksidan.
Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 →
6 CO2 + 6 H2O
Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi
NADH dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+). Fotosintesis secara
esensial merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada pernapasan sel:
Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan
menggunakan reaksi redoks.Fotosintesis melibatkan reduksi karbon
dioksida menjadi gula dan oksidasi airmenjadi oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan, mengoksidasi gula, menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai
langkah antara, senyawa karbon yang direduksi digunakan untuk mereduksi nikotinamida
adenina dinukleotida (NAD+), yang
kemudian berkontribusi dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis adenosina trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel
hewan, mitokondria menjalankan fungsi yang sama. Lihat pula Potensial membran.
Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit (misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk, seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.
Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit (misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk, seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.
2.10
Siklus redoks
Berbagai macam senyawa aromatik direduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa radikal
bebas. Secara umum, penderma elektronnya adalah
berbagai jenis flavoenzim dan koenzim-koenzimnya. Seketika terbentuk, radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oskigen
menjadi superoksida. Reaksi bersihnya adalah oksidasi koenzim flavoenzim dan reduksi
oksigen menjadi superoksida. Tingkah laku katalitik ini dijelaskan sebagai
siklus redoks.
Contoh molekul-molekul yang menginduksi siklus redoks adalah herbisidaparakuat, dan viologen dan kuinon lainnya seperti menadion. [3]PDF (2.76 MiB)
Contoh molekul-molekul yang menginduksi siklus redoks adalah herbisidaparakuat, dan viologen dan kuinon lainnya seperti menadion. [3]PDF (2.76 MiB)
2.11 Menyeimbangkan reaksi redoks
Untuk menuliskan keseluruhan reaksi elektrokimia sebuah
proses redoks, diperlukanpenyeimbangan komponen-komponen
dalam reaksi setengah. Untuk
reaksi dalam larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion H+,
ion OH-, H2O, dan
elektron untuk menutupi perubahan oksidasi.
2.12 Media asam
Pada media asam, ion H+ dan
air ditambahkan pada reaksi setengah untuk menyeimbangkan keseluruhan reaksi.
Sebagai contoh, ketika mangan(II)
bereaksi dengan natrium bismutat.
2.13 Media basa
Pada media basa, ion OH- dan air ditambahkan
ke reaksi setengah untuk menyeimbangkan keseluruhan reaksi.Sebagai contoh,
reaksi antara kalium
permanganatdan natrium sulfit:
Banyak
sekali reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Berikut ini
merupakan contoh kecil reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dalam kehidupan sehari
– hari :
- Pembuatan balon dengan menggunakan karbid.
- Pembakaran sate
- Perkaratan besi
- Penyepuhan emas
- Peristiwa metabolisme yang ada pada tubuh kita
- Respirasi pada tumbuh – tumbuhan
- Peluncuran roket menuju ruang angkasa
- Pengisian akumulator/aki
- Penggunaan batu baterai
- Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah
- Pembuatan balon dengan menggunakan karbid.
- Pembakaran sate
- Perkaratan besi
- Penyepuhan emas
- Peristiwa metabolisme yang ada pada tubuh kita
- Respirasi pada tumbuh – tumbuhan
- Peluncuran roket menuju ruang angkasa
- Pengisian akumulator/aki
- Penggunaan batu baterai
- Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah
-pelapisan logam untuk perhiasan, peralatan rumah
tangga
- pelapisan logam pada tangkki penyimpan bahan bakar pada SPBU
- pembuatan logam-dari biji logam seperti pembuatan logam aluminium dan tembaga
- pembuatan logam berbasis besi
- sebagai dasar pembuatan bahan bakar mobil berbahan bakar listrik
- cara kerja accu mobil
- pelapisan logam pada tangkki penyimpan bahan bakar pada SPBU
- pembuatan logam-dari biji logam seperti pembuatan logam aluminium dan tembaga
- pembuatan logam berbasis besi
- sebagai dasar pembuatan bahan bakar mobil berbahan bakar listrik
- cara kerja accu mobil
- Melapisi bahan logam
- Pembakaran ( H2 + 02 -> H2O) redoks juga kan
- Pembuatan CH4 ( C + 2H2)
- Semua reaksi pembentukan selalu redoks
- Reaksi dalam sel seperti dalam Peroxixom yang membuat
Hidrogen peroksida (H2O + 1/2 O2 -> H2O2)
- Klo ga ada redoks ga akan ada baterai
- Kalau ga ada redoks kita ga bisa hidup (Fotosintesis)
C6H12O6 + 6 O2 -> 6CO2 + 6H2O ( Oksigen reduksi, Glukosa oksidasi)
Sama jika reaksi dibalik
- Pembakaran mesin kendaraan
- Elektrolisa
- Sel Volta
- Pembuatan Tape (Redoks)
- Pembakaran ( H2 + 02 -> H2O) redoks juga kan
- Pembuatan CH4 ( C + 2H2)
- Semua reaksi pembentukan selalu redoks
- Reaksi dalam sel seperti dalam Peroxixom yang membuat
Hidrogen peroksida (H2O + 1/2 O2 -> H2O2)
- Klo ga ada redoks ga akan ada baterai
- Kalau ga ada redoks kita ga bisa hidup (Fotosintesis)
C6H12O6 + 6 O2 -> 6CO2 + 6H2O ( Oksigen reduksi, Glukosa oksidasi)
Sama jika reaksi dibalik
- Pembakaran mesin kendaraan
- Elektrolisa
- Sel Volta
- Pembuatan Tape (Redoks)
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konsep
Redoks dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah lingkungan dan kehidupan
sehari-hari. Salah satu penerapan Konsep Redoks adalah pengolahan air kotor
atau limbah dengan metode lumpur aktif. Lumpur adalah materi yang tidak larut
yang selalu nampak kehadirannya di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh
serat-serat organik yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan
mikroorganisme. Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob,
yaitu bakteri yang dapat menguraikan limbah organik dengan cara mengalami
biodegradasi.
Pada metode lumpur aktif terjadi
reaksi oksidasi untuk pertumbuhan bakteri aerob dan terjadi reaksi reduksi pada
substrat (buangan). Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air limbah
menjadi bio massa dan gas CO2. Sementara nitrogen organik diubah
menjadi amonium dan nitrat, fosforus organik diubah menjadi fosfat. Biomassa
hasil degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa
pertumbuhan cepatnya. Setelah itu akan mengalami flokulasi membentuk padatan
yang lebih mudah mengendap. Dari tangki pengendapan, sebagian lumpur dibuang,
sebagian lain disirkulasikan ke dalam tangki aerasi.
Kombinasi antara bakteri dalam
konsentrasi tinggi dan lapar (dalam lumpur yang disirkulasi) dengan jumlah
nutrien yang banyak (dalam air kotor) , memungkinkan penguraian dapat
berlangsung dengan cepat. Peruraian dengan metode lumpur aktif hanya memerlukan
beberapa jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan peruraian serupa yang
terjadi secara alami dalam selokan atau air sungai
DAFTAR
PUSTAKA
http://fauzansetiawan04.blogspot.com/2014/09/penerapan-konsep-reaksi-redoks-dalam.html
Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
BalasHapusJangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja PT Pertamina