Contoh Laporan PKL SMK


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.I DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN (GEA) DIPUSKESMAS

Dianjurkan untuk memenuhi laporan tugas Praktek Kerja Lapangan




Logo Sekolah




Disusun oleh :
Nama : Puteri Malu
NIS : 5245454
 
 
 
 
 
 
 
 
Kompetensi keahlian Keperawatan











SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
JL.Raya  Kabupaten Bandung Barat
Tahun Pelajaran 2015










KATA PENGANTAR
Puji syukur kita Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Mukapayung ini dapat selesai. Laporan ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan, pengarahan serta dukungan dari beberapa pihak maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
  1. H kepala Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan
  2.  Amd.Kep. Selaku koordinator prakering SMK Kesehatan
  3. Bd. , Amd keb, SKM. Sekalu kepala Puskesmas
  4. Bd.. Krb. SKM selaku pembimbing di Puskesmas
  5. Seluhur Karyawan di Puskesmas yang telah membimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas
  6. Kepada seluruh guru-guru dan rekan-rekan di SMK Kesehatan  yang telah banyak memotivasi.
  7. Keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan materi.

Kami menyadari bahwa laporan ini banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun yang akan menyempurnakan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi kami dan masyarakat pada umumnya.

Mukapayung, 28 Maret 2015

Penulis




i




  
BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Pembanguan Kesehatan sebagai salah satu program Nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadran, kemauan, dan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sekolah Menengah Kejuruan keperawatan merupakan salah satu sarana pendidikan dibidang kesehatan khususnya dibidang kerperawatan yang dituntut untuk melaksanakan Praktek Kerja yang meliputi kebutuhan Dasar Manusia dan Asukan Keperawatan. Untuk meningkatkan kualitas para siswa-siswi sebagai tenaga kerja dibidang Keperawatan. Diselenggarakan melalui Praktek Kerja Lapangan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat bekerja dengan masyarakat dan pihak lain yang terkait untuk memperoleh sumber ilmu dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pembanguan pendidikan.
Sejalan dengan pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan merupakan keseimbangan antara pihak sekolah dan pihak lainnya untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan yang didapat oleh siwa-siwi disekolah.
Latihan keterampilan yang secara intensif diberikan dilaboratorium sekolah hanya sebagai dasar untuk bekerja didunia usaha. Keterampilan lain seperti penyuluhan, penerapan sikap, yang baik sebagaitenaga keperawatan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain serta cara memisahkan masalah yang terjadi dilapangan belum diberikan disekolah secara khusus. Untuk itu praktek kerja lapangan meruipakan salah satu kegiatan untuk memulai terjun kemasyarakat dan merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa-siswi agar mempunyai seikap disiplin, kerja sama, kemdirian dan tanggung jawab, siswa-siawi dalam melaksanakan tugas yang diberikan selama disekolah maupun dilapangan.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara bidang kesehatan tertinggi di Provinsi Jawa Barat, mempunyai fungsi sebagai pelaksana urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan dan penyedia informasi puskesmas yang berada di Jawa Barat dalam perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan bidang kesehatan.




1
    1. Tujuan

Program Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seorang siswa-saswi SMK. Adapun tujuan yang harus dilaksanakan sebagai berikut:

      1. Tujuan Umum

Peserta didik mampu untuk melakukan dan menerapkan Asuhan Keperawatan, Meningkatkan derajat kesehatan masyarakay yang optimal dengan cara memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan dan pemulihan secara paripurna.

      1. Tujuan Khusus

  1. Prosedur cara cuci tangan biasa dan antiseptic
  2. Komunikasi therapleutik
  3. Prosedur perawatan luka
  4. Merapihkan tempat tidur terbuka (perbedent)
  5. Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat
  6. Dokumentasi Laporan









2


BAB II
TINJAUAN PUSKESMAS

2.1 Definisi Puskesmas Secara Umum
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas adalah Orgaisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayaan untuk masyarakat luas guna mencapai derajatbbkesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
2.2 Sejarah Puskesmas Mukapayung
Puskesmas Mukapayung berdiri tahun 1991 tetapi bukan sebagai Puskesmas melainkan sabagai PUSTU dari Puskesmas Cililin. Pada tahun 1994 Puskesmas Mukapayung memisahkan diri dan berdiri sendiri menjadi sebuah Puskesmas, Puskesmas Mukapayung memiliki wilayah kerja di 6 (enam) Desa, yaitu :
  • Mukapayung
  • Rancapangguang
  • Bongas
  • Kidang Pananjung
  • Karya Mukti

Puskesmas Mukapyung Memiliki 72 (Tujuh puluh dua) Posyandu, terdiri dari :
  • Mukapayung 20 Posyandu
  • Rancapangguang 13 Posyandu
  • Bongas 17 Posyandu
  • Kidang Pananjung 6 Posyandu
  • Karya Mukti 8 Posyandu



3
Dan memiliki 5 (Lima) PUSTU, terdiri dari :
  • PUSTU Karya Mukti
  • PUSTU Nanggerang
  • PUSTU Rancapanggung
  • PUSTU Kidang Pananjung
  • PUSTU Bongas

Tetapi hanya 4 PUSTU yang masih aktif, sedangkah 1 PUSTU yaitu PUSTU Karya Mukti sudah tidak aktif

Pertama Puskesmas Mukapayung berdiri hanya mimiliki 11 (sebelas) orang yang bekerja diPuskesmas tersebut akan tetapi saat ini Puskesmas Mukapayung udah memiliki 32 (tiga puluh dua) orang karyawan yang bekerja diPuskesmas tersebut.

Puskesmas Mukapayung sudah mengalami 3 (tiga) kali rehab, yaitu :
  • Pertama pada tahun 1998
  • Kedua pada tahun 2001
  • Dan yang terakhir pada tahun 2014-2015 yang sedang dilakukan pada saat ini.
Pertama Puskesmas Mukapayung membuka dan menerima siawa untuk PKL yakni pada tahun 2000


















4
3.2 Defisini Penyakit
Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatakan oleh infeksi, alergi tidak toleran terhadap makanan tertentu atau pencernaan makanan. (Tucker, Marlin S 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi memberane mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit. (Cecyly, Betz, 2002
Gatroenteritis adalah buang air besar (BAB) lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI. 2000)
Sedangkan menurut Widjaja (2002), diare diartikan sebagai biang air encer lebih dari empat kali diare masih mencadi child killer (Pembunuh anak-anak) peringkat pertama diIndonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik balita, anak-anak dan orang dewasa.
Menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari empat kali sehari pada bayi dan lebih dari tiga kali sehari pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampura lendir darah.
Menurut Depkes (2010) Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari pada anak dan pada bayi lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lendir.








9
3.3 Etiologi
Adapun etiologi Gastroenteritis, yaitu sebagai berikut :
  1. Faktor Infeksi
  • Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.
  • Infeksi virus : Etorovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
  • Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
  1. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, lemak atau protein.
  1. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
  1. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
  1. Imunodefisiensi
Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
  1. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tongsil, bronchitis, dan radang tenggorokan

3.4 Patopisiologis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :
  1. Dehidrasi
Disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut masuk kedalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa lambung sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang berbentuk cair.








10
  1. Gangguan keseimbangan asam-basa hal ini terjadi karena :
  1. Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja.
  2. Adanya ketosis kelaparan.
  3. Terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.
  4. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal
  5. Pemindahal ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan aintra seluler.
  1. Hipoglikemia adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin, dan hormone pertumbuhan. Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, dan kejang sampai lama.
  2. Gangguan gizi, Disebabkan karena :
  1. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karna takut diare atau muntah yang bertambah berat
  2. Walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer diberikan terlalu lama
  3. Makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena hiperperistaltik.
  1. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatakan perbedaan dalam otak.
3.5 Manifeskasi Klinis
Gejala awal :
  1. Anak menjadi cengeng
  2. Gelisah
  3. Suhu badan meningkat
  4. Nafsu makan menurun atau tidak ada
  5. Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)
  6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu



11
Gejala lain :
  1. Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)
  2. Gejala dehidrasi
  3. Berat badan menurun
  4. Ubun-ubun cekung (pada bayi)
  5. Tonus dan turgor kulit berkurang
  6. Bibir kering

3.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
  • Pemeriksaan tinja :
  • Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti.
  • Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan berntuk, warna, tinja, ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak dan lain-lain.
  • Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur caking, parasit, dan bakteri.
  • Pemeriksaan darah :
  • Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
  • Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.
  • Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, Cl, dan Mg.
  • Pemeriksaan Urine :
  • Diterapkan volume, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.
2. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada detiap penderita diare. Lebih-lebih lagi setelah ditemukan ‘colon fibrescope’ maka akan mempermudah dalam pembuatan diagnosa



12
3. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan radiologi

3.7 Therapy Medis
Penanggulangan utama Diare disusun oleh Depkes RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui lima langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare).
Langkah-langkah tersebut yaitu :
  1. Oralit
  2. Memberian zinc selama 10 hari
  3. Melanjutkan pemberian makanan
  4. Pemberian antibiotik tertentu sesuai indikasi
  5. Konseling atau nasehat
Pemberian pertama yang bisa dilakukan jika terserang gastroenteritis antara lain hindari kontak dengan terduga penyebab, pencegahan kekurangan cairan atau jangan sampai dehidrasi, dan istirahat yang cukup.
Cairan tubuh yang hilang karena muntah, dan buang air besar (BAB) harus segera diganti untuk mencegah dehidrasi. Juga harus selalu ingat untuk selalu cuci tangan
Jika tersedia oralit, berikan segera. Oralit adalah campuran garam elektrolit. Oralit berosmolaritas rendah seperti yang terlah beredar dipasaran saat ini sangat direkomendasikan karena dapat mengurangi sensasi mual dan muntah. Campurkan satu bungkus oralit kedalam satu gelas air minum, lalu diaduk rata, dan pastikan penderita meminumnya.
Jika belum tersedia oralit, bisa diberikan cairan rumah tangga (CRT) seperti air tajim, kuah sayur, atau cukup air matang. Sesusai dosis oralit dengan status dehidrasi dan umur penderita. Penderita sebaiknya dibawa kesarana kesehatan jika tidak mampu minum yang cukup untuk dipertimbangkan pemberian cairan melalui pembuluh darah atau infus.


13
  • Untuk diare tanpa dehidrasi bisa bisa diberika oralit sebanyak ¼ - ½ gelas (umur < 1 tahun), ½ -1 gelas (1-4 tahun), dan 1-1 ½ gelas (>5 tahun) tiap kali mencret.
  • Pada diare derajat ringan atau sedang, oralit 3 jam pertama diberikan sebanyak 75 ml/kg berat badan. Pemberian selanjutnyannsesuai dengan diare tanpa dehidrasi.
  • Penderita diare dengan dehidrasi berat sebanyaknya dibawa kesarana kesehatan untuk mendapat infus.
Pemberian suplemen mikronutrien zinc atau segera setelah mengalami keparahan diare, mengurangi seringnya mencret, mengurangi banyaknya kotoran, dan mengurangi resiko kekambuhan 3 bulan kemudian. Dianjurkan untuk tiap minum zinc hingga 10 hari setelah diare berhenti
Jika masih bisa makan dan minum, berikan makanan dan minuman dalam porsi yang sedikit, tapi lebih sering prinsipnya adalah memberikan suatu yang mudah dicerna seperti bubur dan berkuah, rendah serat, hingga tidak membuat saluran bekerja terlalu keras memprosesnya, dan tidak mengiritasi saluran cerna. Untuk bayi dan anak. Perlu diingat bahwa muntah dan diare dalam batas tertentu bisa dianggap sebagai respon alami tubuh untuk mengelurkan benda asing, racun, dan organisme penyebab.

3.8 Penatalaksanaan Penyakit
Penanggulangan kekuranga cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi penyakit diare. Hal sederhana seperti meminum banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbuldan kita dapat melakukannya sendiri dirumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak. Padahal penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus.




14
Masalah dapat timbul karna ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biyaya, kesulitan dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain.
Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri ol;eh tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratoriumperlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudam membaik.












15
3.9 Intervensi Rasional
  1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi atau malabsorbsi usus.
Tujuan : Mengontrol diare atau meningkatkan fungsi usus optiomal.
Criteria hasil : Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.
Intervensi dan rasional
  1. Intervensi : Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus.
Rasionsal : Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya.
  1. Intervensi : Buang feses dengan cepat. Berikan pengharum ruangan.
Rasional : Menurunkan bau tak sedap untuk menghindari rasa malu pasien.
  1. Intervensi : Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, misal Loperamid
Rasional : Diperlukan untuk diare menetap atau berat.
  1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah)
Tujuan : Mempertambahkan volume cairan adekuat.
Criteria hasil : Membrane mukosa lembab,turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan masukan dan keluaran dengan urine normal dalam konsentrasi atau jumlah.
Intervensi dan rasional
  1. Intervensi : awasimasukan dan keluaran, karakter, dan jumlah feses.
Rasional Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan control penyakit usus juga merupakan pedoman untuk mengantikan cairan.
  1. Intervensi : Ukur berat badan tiap hari
Rasional : Indikator cairan dan status nutrisi
  1. Intervensi : Kaji tanda vital (TD, nadi, suhu)
Rasional : Hipotensi (termasuk postural), takikardia, demam dapat menunjukan respons terhadap dan atau efek kehilangan cairan.





16
  1. Kekurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuah pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.
Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit
Criteria hasil :
  • Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan
  • Pasien melakukan perubahan pola hidup tertentu
Intervensi dan rasional
  1. Intervensi : Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit
Rasional : Membuata pengetahuan asar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu
  1. Intervensi : Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis, dam kemungkinan efek samping
Rasional : Meningkatakan pemahaman dan dapat meningkatakan kerjasama dalam program






















17
BAB IV
TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Klien
Nama : Tn.I
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Tangan-tangan 2/2
Diagnosa : Gastroenteritis (GE)
Tanggal masuk : 06-02-2015
Tanggal pengkajian : 07-02-2015

4.1.2 Identitas penangguang jawab
Nama : Ny.S
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tangan-tangan 2/2
Hubungan dengan klien : Istri


18
4.1.3 Riwayat kesehtan klien
  1. Keluhan utama
  • Sering BAB
  1. Riwayat kesehatan sekarang
  • Klien mengatakan satuhari sebelum kepuskesmas, klien mengeluh BAB cair 5-6 kali sehari disertai lemas, mual, dan pusing seperti berputar-putar setiap hari.
  1. Riwayat kesehatan dahulu
  • Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
  1. Riwayat kesehatan keluarga
  • Pernah ada anggota keluarga klien mengalami penyakit seperti yang diderita klien tetapi tidak separah yang diderita klien saat ini.















19
4.1.4 Activity daily living
Pola Aktivitas
Dirumah
Pola Nutrisi


a. Makan


Frekuensi Makanan
3x1, 1 porsi 3-4 sendok yang dihabiskan
Jenis Makanan
Bubur
Keluhan
Tidak ada keluhan




b. Minum


Jenis
Air putih
Frekuensi
3-4x sehari




Pola Eliminasi


a. BAK


Warna
Kuning
Frekuensi
4-6x sehari




b. BAB


Frekuensi
5-6x sehari
Konsistensi
Cair




Pola Tidur


a. Siang


Lama
1 jam sehari tetapi sering terbangun




b. Malam


Lama
9 jam tetapi masih sering terbangun
Kualitas
Tidak begitu nyenyak




Personal Hyegine


a. Mandi


Frekuensi
2 hari sekali




b. Oral Hygiene


Frekuensi
2 hari 1x




c. Cuci Rambut


Frekuensi
3 hari sekali




Pola Aktivitas
Bed rest




Pola Kebiasaan


a. Merokok
Klien mengatakan sering merokok tapi setelah mengalami penyakit ini klien memberhentikannya




b. Minum-minuman Keras
Klien mengatakan tidak pernah meminum minuman keras







20













4.1.5 Pemeriksaan Fisik
  1. Pemeriksaan Umum
  • Klien terlihat lemas, compos metis
  1. TTV
  • TD : 100/80 MmHg
  • N : 84 x/menit
  • R : 22 x/menit
  • S : 36ᵒc

  1. Haed To To
  1. Kepala
  • Insfeksi : Bentuk simetris, warna rambut hitam
  • Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
  1. Mata
  • Insfeksi : Bentuk simetris, seklera putih, mata cekung
  • Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
  1. Mulut
  • Infeksi : Tidak ada stomatitis, bibiir kering
  1. Hidung
  • Insfeksi : Bentunk simetris, tidak ada polip
  • Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
  1. Telinga
  • Insfeksi : Bentuk simetris, tidak ada serumen
  1. Leher
  • Insfeksi : Tidak ada pembesaran thyroid
  • Palpasi : Tidaki ada nyeri tekan
  1. Dada
  • Insfeksi : Bentuk simetris
  • Palpasi : Tidak ada benjolan
  • Perkusi : Bunyi normal tidak ada suara tambahan seperti whezing
  • Auskultasi : Tidak ada nafas tambahan broncial




21
  1. Abdomen
  • Insfeksi : Bentuk simetris
  • Palpasi : Bentuk datar tidak kembung
  • Perkusi : Tidak ada nyeri
  • Auskultasi : Bising usus 14x/menit
  1. Eksemitas
  • Atas : Warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan jari
  • Bawah : Warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan jari
4.1.6 Pemeriksaan penunjang :Tidak ada pemeriksaan
Therapy obat : Selediar 3x1
Antasida 3x1
Cotrimoxazole 2x1
Paracetamol 3x1
Oralit sesudah BAB


4.2 Diagnosa Keperawatan
  • Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan terjadinya insfeksi dalam tubuh
  • Gangguan rasa nyaman akibat nyeri kepala berhubungan dengan menurunnya suplai O2 kejaringan otak
  • Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan adanya mual










22
BAB V
PENUTUPAN
5.1. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan praktek kerja lapangan pembangunan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di desa Jenti’an kec.Pajar Bulan Kab.Lahat yang dilaksanakan selama 11 minggu dari tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Maret 2015 Kami menyimpulkan:
1. Masyarakat Desa Mukapayung menyambut baik kedatangan mahasiswa PKL yang mengadakan praktek kerja lapangan di desanya.
2. Masyarakat diDesa Mukapayung sebagian besar berpendidikan rendah yaitu SD dan masih kurang menyadari akan pentingnya cara hidup sehat
3. Setelah diadakan pendekatan dan penyuluhan tentang kesehatan masyarakat desa Mukapayung mengerti dan mau melaksanakan cara hidup sehat.
4. Adanya kerjasama antara masyarakat desa Mukapayunmg dengan siswa yang PKL
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan PKL yang telah kami lakukan di desa Mukapayung, kami mengajukan saran yang ditujukan kepada masyarakat:
1. Diharapkan untuk lebih ditingkatkan kesadaran tentang kesehatan dan cara hidup sehat.
2. Hendaknya dapat ditingkatkan peran serta masyarakat baik dibidang kesehatan maupun kegiatan di bidang lainnya sehingga dapat meningkatkan pembagunan kesejahteraan desa.
3. Di harapkan ada kerjasama yang baik antara warga desa dengan petugas kesehatan.
4. Diharapkan kepada masyarakat desa yang mempunyai masalah kesehatan agar dapat menghubungi petugas kesehatan untuk dapat mengatasinya.


27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pembuatan Tape Ketan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TULANG AYAM

ALIRAN GLOSEMANTIK